BLOGGER TEMPLATES AND YouTube Layouts »

Selasa, 10 Agustus 2010

Teori Routink

Dasar Teori :

Untuk menggabungkan 2 jaringan atau lebih diperlukan sebuah router.

http://smk-triarga2.sch.id/wp-content/uploads/2009/12/121809_1528_SimulasiSta1.png

Konsepnya, pengirim paket akan menguji tujuan dari paket apakah tujuan IP berada pada jaringan lokal atau tidak. Jika tidak, pengirim paket akan meminta bantuan ke router yang terhubung dengannya dan paket diberikan ke router untuk diteruskan. Router yang diberi paket pada prinsipnya juga bekerja seperti pengirim paket tadi. Setiap router mengulangi cara yang sama sampai paket berada pada router yang mempunyai koneksi lokal dengan penerima.

Router bertugas untuk menyampaikan paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya, jaringan pengirim hanya tahu bahwa tujuan jauh dari router. Dan routerlah yang mengatur mekanisme pengiriman selain itu router juga memilih “jalan terbaik” untuk mencapai tujuan. Diberikan ilustrasi sederhana dapat dilihat pada gambar di bawah ini.


http://smk-triarga2.sch.id/wp-content/uploads/2009/12/121809_1528_SimulasiSta2.png

Default Gateway

Router adalah komputer general purpose (untuk tujuan yang lebih luas) dengan dua atau lebih interface jaringan (NIC Card) di dalamnya yang berfungsi hubungan 2 jaringan atau lebih, sehingga dia bisa meneruskan paket dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Untuk jaringan kecil, interface-nya adalah NIC Card, sehingga router mempunyai 2 NIC atau lebih yang bisa menghubungkan dengan jaringan lain. Untuk LAN kecil yang terhubung internet, salah satu interface adalah NIC card, dan interface yang lain adalah sembarang hardware jaringan misal modem untuk leased line atau ISDN atau koneksi internet ADSL yang digunakan. Router bisa dibuat dari komputer yang difungsikan sebagai router, jadi tidak harus hardware khusus misalnya cisco router. Default gateway dari suatu jaringan merupakan sebuah router yang digunakan untuk meneruskan paket-paket dari jaringan tersebut ke jaringan yang lain. Biasanya LAN dikonfigurasi hanya mengetahui LAN miliknya dan default gateway-nya. Jika dalam suatu LAN tidak ada default gateway-nya maka LAN tersebut tidak bisa terkoneksi dengan jaringan lainnya.

Jadi supaya dapat melakukan routing maka setting/Konfigurasi jaringan perlu ditambahkan satu lagi yaitu default gateway. Sekarang ada tiga parameter yang penting pada setting/konfigurasi jaringan yaitu :

1.IP Address

2.Netmask

3.Default Gateway.

Tabel Routing

Supaya router bisa melayani permintaan untuk meneruskan pengiriman data, maka router harus mempunyai tabel yang dipakai sebagai patokan data ini harus saya kirim ke jaringan yang mana? Tabel yang dipunyai oleh router disebut sebagai tabel routing yang berisi NETID dan Default gatewaynya.

http://smk-triarga2.sch.id/wp-content/uploads/2009/12/121809_1528_SimulasiSta3.png

Berdasarkan gambar diatas adalah skenario pengiriman data dari komputer 192.168.1.5 ke komputer 192.168.2.36 :

1. Komputer 192.168.1.5 ingin mengirim data ke 192.168.2.36, menyadari bahwa alamat tujuan tidak berada di jaringan lokal, maka komputer mencari daftar “default gateway” pada property TCP/IP yaitu 192.168.1.13. Paket data kemudian dikirim ke Gateway tersebut.
2. Pada komputer 192.168.1.13 paket data tersebut kembali diperiksa, dan ditemukan pada tabel routing bahwa paket tersebut dapat dikirim ke jaringan 192.168.2 lewat IP 192.168.2.43
3. Via IP 192.168.2.43 akhirnya data dapat ditransmisi ke tujuan yaitu 192.168.2.36

Router yang mempunyai tabel routing yang dikelala secara manual disebut sebagai static routing. Tabel tersebut berisi daftar jaringan yang dapat dicapai oleh router tersebut.

Static routing dapat mempelajari jaringan yang berada di sekelilingnya secara terbatas (bila hanya 2 jaringan), tapi bila terdapat banyak jaringan, maka administrator harus mengelola tabel routing tersebut secara cermat.

Dynamic routing adalah fungsi dari routing protocol yang berkomunikasi dengan router yang lain untuk saling meremajakan (update) tabel routing yang ada. Dengan demikian, administrator tidak perlu melakukan updating jalur (path) jika terjadi perubahan jalur transmisi (path). Dynamic routing umumnya digunakan untuk jaringan komputer yang besar dan lebih kompleks.

Perangkat router dapat menggunakan hardware khusus seperti CISCO atau menggunakan komputer yang diberi interface jaringan lebih dari 1 sesuai dengan banyaknya segmentasi jaringan.

Segmentasi jaringan yang berbeda bisa dihubungkan dengan menambahkan table routing.

Perintah-perintah yang berhubungan dengan Table routing sbb :

http://smk-triarga2.sch.id/wp-content/uploads/2009/12/121809_1528_SimulasiSta4.png

Untuk melihat tabel routing kita memakai perintah :

route –n

netstat -router –n

Untuk menambah sebuah route pada sebuah jaringan memakai command :

route add –net destaddr netmask x.x.x.x gw routeaddr

Untuk membuat setting permanen maka pada perinath route ditambahkan opsi –p.

Untuk menghapus pakai perintah route delete destaddr

IP Aliasing untuk Multi-Netting

IP Aliasing adalah adalah mapping single MAC Address untuk multiple IP address, satu NIC bisa diberi nomor IP lebih dari satu. Contoh penggunaan IP Aliasing bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

http://smk-triarga2.sch.id/wp-content/uploads/2009/12/121809_1528_SimulasiSta5.png

Dengan 2 NIC bisa menghubungkan 3 subnet yang berbeda. Dimana salah satu NIC router diberi 2 nomor IP.

Inter-Network

Internet adalah kumpulan dari banyak jaringan yang terpisah. Jaringan ini dihubungkan ke jaringan yang lain dengan router. Ketika kita berkomunikasi dengan internet, paket dari komputer kita berjalan hop/langkah demi hop/langkah melewati semua jaringan yang menghadangnya sampai ke tempat tujuan.

Pada setiap hop, sebuah router meneruskan paket menuju tujuan. Paket yang ada hanya berisi IP tujuan tidak berisi routing apapun (dia harus kemana/melewati jalan mana pengirim tidak tahu) router-lah yang harus memutuskan paket ini harus melewati router mana saja dengan menggunakan tabel routing, yang merupakan sekumpulan aturan yang memberitahu router mengenai hop berikutnya untuk melanjutkan paket sampai ke tujuan.

http://smk-triarga2.sch.id/wp-content/uploads/2009/12/121809_1528_SimulasiSta6.png


Ketika perjalanan melintasi jaringan ke banyak hop, Setiap hop yang berubah adalah segmet ethernet dari tujuan. Sedangkan IP tujuan dan sumber selalu sama sampai di tujuan. Kita dapat mendiagnosa memakai tcpdump. Sehingga kita dapat memeriksa jalannya jaringan dan jika ada masalah bisa mengetahui masalah ada pada hop yang mana.

Hasil Percobaan :

1. Skema jaringan.

Pada percobaan kali ini terdapat enam sub-network yang harus dihubungkan. Hubungan antar router secara seri/serial. Jadi setiap router terhubung dengan dua network yang berbeda. Dengan demikian jaringan ini membutuhkan lima router. Berikut ini merupakan skema dari jaringan yang akan dibangun.

http://smk-triarga2.sch.id/wp-content/uploads/2009/12/121809_1528_SimulasiSta8.png

http://smk-triarga2.sch.id/wp-content/uploads/2009/12/121809_1528_SimulasiSta9.png

1. Langkah Kerja.
1. Jalankan Packet Tracer 4.1, buat logical network baru dengan mengklik menu File à New.
2. Drag & drop komponen-komponen yang dibutuhkan. Komponen tersebut antara lain 12 unit End Devices (PC), 6 unit Switches, dan 5 unit Routers.
3. Hubungkan masing-masing komponen tersebut dengan menggunakan koneksi kabel Copper Straight-through sehingga skema jaringan akan tampak seperti gambar di atas.
4. Setelah itu, kita mulai mengkonfigurasi masing-masing komponen, yaitu PCs dan Routers. Sedangkan Switches tidak perlu dikonfigurasi karena dalam hal ini hanya berfungsi sekedar sebagai penghubung PCs dan Routers saja. Ketika kita menghubungkan komponen yang bersangkutan dengan Switches, maka secara otomatis status port Switches tersebut akan On.
5. Cara konfigurasi PCs.
1. Klik pada PC yang bersangkutan, maka akan muncul dialog box untuk mengkonfigurasi PC.
2. Pada tab Config, klik Settings lalu beri nama PC tersebut sekaligus berikan IP Address gatewaynya sesuai dengan rencana pada skema jaringan di atas.

http://smk-triarga2.sch.id/wp-content/uploads/2009/12/121809_1528_SimulasiSta10.png

1.
1.
1. Klik FastEthernet pada bagian kiri dialog box lalu isikan IP Address dan Subnet Mask PC yang bersangkutan. Centang checkbox Port Status agar Ethernet diaktifkan.

http://smk-triarga2.sch.id/wp-content/uploads/2009/12/121809_1528_SimulasiSta11.png

1.
1.
1. Keluar dari dialog box dengan mengklik tanda silang pada bagian kanan atas dialog box.
2. Lakukan langkah 1 – 4 pada semua PC dengan konfigurasi sesuai dengan skema jaringan di atas.
2. Cara konfigurasi Router.
1. Klik pada Router yang bersangkutan, maka akan muncul dialog box konfigurasi Router.
2. Pada tab CLI tekan enter lalu lakukan pengkonfigurasian interface FastEthernet dan tabel routing. Misalnya kita akan mengkonfigurasi Router1, maka konfigurasinya adalah sebagai berikut :

Router1>enable

Router1#configure terminal

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Alokasikan IP Address dan Subnet Mask untuk interface FastEthernet 0/0 yang nantinya digunakan untuk berhubungan dengan jaringan A (192.168.18.xxx). Lalu aktifkan interface dengan mengetikkan perintah no shutdown.

Router1(config)#interface FastEthernet 0/0

Router1(config-if)#ip address 192.168.18.1 255.255.255.0

Router1(config-if)#no shutdown

Router1(config-if)#exit

Alokasikan IP Address dan Subnet Mask untuk interface FastEthernet 1/0 yang nantinya digunakan untuk berhubungan dengan jaringan B (192.168.20.xxx). Lalu aktifkan interface dengan mengetikkan perintah no shutdown.

Router1(config)#interface FastEthernet 1/0

Router1(config-if)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.0

Router1(config-if)#no shutdown

Router1(config-if)#exit

Mengisi tabel routing. Tentukan hop mana saja yang dilewati untuk dapat berhubungan dengan jaringan lain. Karena kita menggunakan mekanisme static routing, maka setiap jaringan luar harus kita masukkan dalam tabel routing, sedangkan 2 jaringan yang terhubung langsung dengan router tidak perlu dimasukkan karena telah dianggap dalam satu jaringan. Jika jaringan A ingin berhubungan dengan jaringan B, maka masing-masing PC tinggal menyetting gatewaynya dengan IP router. Jika jaringan A dan B ingin berhubungan dengan jaringan C, D, E, dan F, maka pada tabel routing Router1 harus dimasukkan informasi tentang jaringan-jaringan tersebut. Gateway yang digunakan oleh router 1 adalah IP Address router yang paling dekat dan masih berada dalam satu jaringan, dalam hal ini adalah Router2. Untuk menyetting tabel routing untuk mekanisme static routing, lakukan perintah berikut ini.

Router1(config)#ip route 192.168.30.0 255.255.255.0 192.168.20.254

Router1(config)#ip route 192.168.40.0 255.255.255.0 192.168.20.254

Router1(config)#ip route 192.168.50.0 255.255.255.0 192.168.20.254

Router1(config)#ip route 192.168.60.0 255.255.255.0 192.168.20.254

Router1(config)#exit

%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console

Router1#

1.
1.
1. Keluar dari dialog box dengan mengklik tanda silang pada bagian kanan atas dialog box.
2. Pengkonfigurasian Router1 telah selesai. Lakukan langkah 1 – 3 pada Router2, Router3, Router4, dan Router5 dengan konfigurasi sesuai dengan skema jaringan di atas. Ingat bahwa untuk 2 jaringan yang terhubung langsung dengan router, tidak perlu dimasukkan dalam tabel routing. Sedangkan 4 jaringan lainnya harus dmasukkan dalam tabel routing.
2. Informasi untuk Konfigurasi Jaringan.
1. Gateway tiap host pada masing-masing jaringan.

Agar dapat berkomunikasi antar jaringan, setiap host harus memiliki default gateway yang sesuai dengan jaringan host tersebut. Karena terdapat banyak sub-network, daripada harus mendeskripsikan satu-persatu lebih baik mendeskripsikan satu default saja. Berikut ini merupakan daftar default gateway setiap jaringan.

Jaringan


Default Gateway

Network A


192.168.18.1

Network B


192.168.20.1

Network C


192.168.30.1

Network D


192.168.40.1

Network E


192.168.50.1

Network F


192.168.60.1

1. Tabel routing untuk Router1.

Network tujuan


NetID tujuan


Netmask tujuan


Gateway

Network C


192.168.30.0


255.255.255.0


192.168.20.254

Network D


192.168.40.0


255.255.255.0


192.168.20.254

Network E


192.168.50.0


255.255.255.0


192.168.20.254

Network F


192.168.60.0


255.255.255.0


192.168.20.254

1. Tabel routing untuk Router2.

Network tujuan


NetID tujuan


Netmask tujuan


Gateway

Network A


192.168.18.0


255.255.255.0


192.168.20.1

Network D


192.168.40.0


255.255.255.0


192.168.30.254

Network E


192.168.50.0


255.255.255.0


192.168.30.254

Network F


192.168.60.0


255.255.255.0


192.168.30.254

1. Tabel routing untuk Router3.

Network tujuan


NetID tujuan


Netmask tujuan


Gateway

Network A


192.168.18.0


255.255.255.0


192.168.30.1

Network B


192.168.20.0


255.255.255.0


192.168.30.1

Network E


192.168.50.0


255.255.255.0


192.168.40.254

Network F


192.168.60.0


255.255.255.0


192.168.40.254

1. Tabel routing untuk Router4.

Network tujuan


NetID tujuan


Netmask tujuan


Gateway

Network A


192.168.18.0


255.255.255.0


192.168.40.1

Network B


192.168.20.0


255.255.255.0


192.168.40.1

Network C


192.168.30.0


255.255.255.0


192.168.40.1

Network F


192.168.60.0


255.255.255.0


192.168.50.254

1. Tabel routing untuk Router5.

Network tujuan


NetID tujuan


Netmask tujuan


Gateway

Network A


192.168.18.0


255.255.255.0


192.168.50.1

Network B


192.168.20.0


255.255.255.0


192.168.50.1

Network C


192.168.30.0


255.255.255.0


192.168.50.1

Network D


192.168.40.0


255.255.255.0


192.168.50.1

1. Uji Koneksi.

Uji koneksi dilakukan dengan mengirimkan paket dari PC1 ke PC lain baik yang masih berada dalam jaringan yang sama maupun yang berada dalam jaringan lain.

http://smk-triarga2.sch.id/wp-content/uploads/2009/12/121809_1528_SimulasiSta13.png

Pada gambar di atas dapat kita lihat kolom Last Status tiap barisnya berisi Succesful. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengiriman paket dari source PC (PC1) ke destination PC (PC2-PC12) telah berhasil dilakukan.

1. Kesimpulan.

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa keduabelas PC dalam enam network yang berbeda telah terhubung dengan menggukan mekanisme static routing.

0 komentar: